“Susah, ah, baca berita ekonomi, enggak mudeng.”
“Ngapain juga, boro-boro mikirin investasi, gaji sebulan cukup udah bagus.”
Dan masih banyak alasan lain yang terlintas di pikiran kalau mikirin jawaban kenapa harus baca dan memahami isu ekonomi. Tadinya, gue adalah salah satu dari banyak orang yang memilih memberikan bantahan-bantahan serupa. Sampai akhirnya pekerjaan menuntut diri untuk membuka mata pada ekonomi. Pilihannya waktu itu, belajar atau tertinggal dan cari pekerjaan baru. Ternyata keputusan hari itu menjadi pembuka jalan pada tercemplungnya diri ke dalam pusaran isu ekonomi yang sedemikian menarik sampai sulit melepaskan diri.
Aktivitas Pasar Basah dan ramai bazaar pagi di Sudirman
Jadi, kenapa melek dan sedikit mengerti isu ekonomi punya andil penting dalam keseharian?
1. Beragam hal melibatkan ekonomi pada prosesnya
Tentunya selain politik, ya. Ambil contoh langsung, kok Amerika Serikat bersitegang sama Cina aja dipikirin, sih? Iya, dong, karena pada masanya Presiden Trump dan isu itu terus bergaung, saat itu juga rupiah punya posisi sedikit lebih baik sama US$. Walau di satu sisi bisa buruk dampaknya ke Indonesia. Kenapa? Banyak dana investasi asing yang akan kabur dari pasar kita dan mencari perlindungan di aset yang lebih aman seperti mata uang Jepang, Yen, atau emas. Efeknya? Makin minim dana investasi yang masuk, perputaran roda ekonomi dalam negeri ikut berpengaruh, kita yang butuh dan masih cari pekerjaan bisa makin sulit dapat pekerjaan karena enggak banyak perusahaan yang mau cari karyawan baru soalnya dananya belum jelas.
Bisa dilihat dari contoh yang mungkin lebih mudah dicerna. Tahu dong kalau banyaknya cabang Kopi Kenangan di seluruh Indonesia itu karena pendanaan investasi ke merek kopi ini tuh mengalir cukup deras? Dikutip dari Kumparan.com, per Juli 2020 lalu, Kopi Kenangan dapat kucuran dana sebesar Rp1,635 triliun dari perusahaan investasi B Capital asal Amerika Serikat.(1)
Makin banyak dana investasi yang masuk, maka akan semakin banyak cabang baru yang bisa dibuka oleh Kopi Kenangan sebagai bagian dari ekspansi yang dilakukan. Efeknya ke kita? Selain makin mudah jajan Kopi Kenangan, makin banyak pula lapangan kerja yang hadir dari toko-toko barunya Kopi Kenangan ini. Masih dari berita yang sama, sampai tengah tahun ini sudah ada 324 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dengan 3 juta karyawan yang dipekerjakan.(2)
Kalau aja ekonomi global makin buruk, orang makin khawatir sama masa depan ekonomi global, pasar Indonesia makin kehilangan daya tarik. Tentunya makin sulit pula usaha-usaha lokal seperti Kopi Kenangan dapat pendanaan dan mengembangkan sayap bisnisnya.
Mulai kebayang, ‘kan, serunya memahami perputaran isu ekonomi?
2. Kita + ekonomi = akrab
Seakrab apa, sih? Gini, sekarang mungkin hidup berkutat sama isu pandemi yang tidak berkesudahan. Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, nunggu vaksin rilis, swab dan rapid terus. Tapi di sisi lain kehidupan kita, ekonomi Indonesia masuk zona resesi.
Gambarannya gini, di kehidupan yang serba cepat khasnya era digital, kita hidup dalam bubble masing-masing. Terkadang membuat kita lupa kalau di background, di belakang sana sebagai latar kehidupan, ada hal lain yang terus berjalan, salah satunya ekonomi. Ya, ekonomi negara, ekonomi sektoral, sampai ekonomi individual.
“Indonesia resesi, ya? Enggak berasa, ah, di gue. Swab gue negatif, masih WFH, gaji masih full. Aman lah.”
Instalasi Secukupnya (dari lagu Hindia) Tunnel - TAYTB Fest 2019
Mungkin belum buat yang sudah punya penghasilan. Tapi hidup kan tidak berkutat di hari ini saja, masih ada hari esok.
Kalau enggak pandai-pandai menyikapi, enggak mau tahu apa itu resesi, waspada, bisa-bisa tabungan yang ada hari ini enggak bisa bertahan sampai beberapa tahun ke depan. Karena kita pakai kacamata kuda tadi.
Ketika negara masuk zona resesi artinya ada perputaran roda ekonomi yang terhambat. Hari ini atau besok bisa saja giliran kita yang berhenti berputar. Kalau saja kita sedikit mau ngerti soal isu ekonomi, mungkin kita sudah bersiap diri dan bisa melewati masa resesi dengan baik.
Persiapan dan strategi untuk menang di perang baru bisa kita lakukan kalau kita tahu cara bertempurnya, ‘kan?
3. Hari besok bisa sedikit diperhitungkan
Kenapa gue bilang ‘sedikit’? Karena balik lagi jalan hidup udah ada yang ngatur. Tapi, setidaknya dengan sedikit perhitungan ada persiapan yang bisa menjadi bantalan kalau-kalau hidup lagi melewati belokan tajam. Kalau tadi kita udah sadar ada faktor dan isu ekonomi yang akrab sama keseharian kita, saatnya menambah sedikit kesadaran itu dengan perhitungan.
Sebagai perumpamaan nih, kasusnya contoh aja, ya, A rajin baca berita ekonomi. Dia tahu kalau produksi minyak lagi menipis. Dia juga paham kalau pemerintah Indonesia sejak beberapa tahun terakhir menentukan harga jual BBM dari harga minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah terhadap US$.(3) Maka A memutuskan untuk lebih sering menggunakan kendaraan umum dan menggunakan mobilnya untuk keadaan penting serta di akhir pekan saja.
Sementara B memilih acuh, cuma tahu sekarang beli BBM harganya fluktuatif dan sering berubah, tapi enggak tahu kenapa. Pakai mobil aja terus, isi BBM terus. Porsi biaya transportasi dari gaji juga ikut membengkak.
Stasiun MRT Fatmawati dan stasiun KRL Rawa Buntu
Tanpa disadari oleh B, keadaan produksi minyak yang tipis membuat harga minyak mentah dunia naik yang secara enggak langsung berdampak ke harga BBM, walau mungkin enggak terlalu signifikan. Si A sadar ini, porsi transportasi di gajinya masih terkontrol, tabungan aman. Si B di lain sisi harus mengorbankan pos pengeluaran lain untuk menutupi biaya transportasi tadi.
Padahal, kalau aja kita mau tahu dikit, ada hal lain yang bisa jadi faktor penentu keputusan harian yang kita buat minggu atau bahkan bulan ini. Yang kalau kita perhatikan dan sedikit aja mengerti, bisa membuat porsi pengeluaran kita lebih terkendali dan masa depan kita yang bergantung pada keuangan bisa lebih diprediksi.
Oke, buat sekarang mestinya cukup, ya. “Terus, mulai dari mana, dong?” Mulai dari kepo. Hahaha. Sebuah saran yang kurang legit. Tapi iya, coba deh kepo. Misal hari ini ke supermarket, terus menemukan harga beras yang lagi pada promo. Kenapa, ya? Ternyata, kata Badan Pusat Statistik (BPS) per November 2020 harga beras memang sedang mengalami penurunan.(4)
Lumayan, ‘kan, dari kepo jadi dapat info baru. Nanti lama-lama familier. Ya, awalnya capek pasti, misal lihat berita beras terus ada istilah GKP. Apa tuh? Googling dulu. Mendadak dibilang, “Penurunan harga beras penyumbang deflasi yang terjadi.” Apa lagi tuh deflasi hubungannya sama beras? Cari tahu lagi. Tapi ngerti dikit lagi sekalian nambah informasi baru lagi, “Oh, Indonesia di kuartal ketiga 2020 ini deflasi, toh."
Jadi, semua dimulai dari kepo. Dari kepo jadi ngerti, dari ngerti dikit-dikit bisa merencanakan keuangan di 2021 nanti mau gimana. Enggak usah dimulai dari mikirin investasi, cicipin aja dulu sajian isu ekonomi dari yang berasa sehari-hari. Nanti kalau udah gandrung, baru tingkatkan level permainan ke tahap, “Gimana, ya, biar uang jajan jadi double lewat investasi?”
Instalasi Cuan in Wonderland TAYTB Fest 2019
One step at a time. Mengerti sedikit ekonomi itu penting, mulai dari kepo, mulai dari sekarang. - ND
(1) Bianda Ludwianto, “Rahasia Sukses Startup Kopi Kenangan Sampai Dapat Investasi dari Jay-Z”, Kumparan.com <https://kumparan.com/kumparantech/rahasia-sukses-startup-kopi-kenangan-sampai-dapat-investasi-dari-jay-z-1tkxsicpf4r> [7 Desember 2020]
(2) Idem
(3) Wan Ulfa Nur Zuhra, “Cara Pemerintah dan Pertamina Menetapkan Harga BBM”, tirto.id <https://tirto.id/cara-pemerintah-dan-pertamina-menetapkan-harga-bbm-cvzz> [7 Desember 2020]
(4) Lidya Julita S., “BPS: Harga Beras Turun November 2020”, cnbcindonesia.com <https://www.cnbcindonesia.com/news/20201201151357-4-206053/bps-harga-beras-turun-sepanjang-november-2020> [7 Desember 2020]
Comments